Kamis, 27 Juni 2013

Potensi kelautan dan pesisir Kabupaten Banyuwangi


KEADAAN UMUM KELAUTAN DAN PESISIR KABUPATEN BANYUWANGI



Kabupaten Banyuwangi mempunyai Panjang pantai  282 km yang berada di 11 kecamatan 3 (tiga) kecamatan menghadap Samudera Indonesia, 7 (tujuh) kecamatan menghadap Selat Bali dan 1 (satu) kecamatan menghadap Laut Jawa. Di sepanjang pantai Kabupaten Banyuwangi terdapat pantai berpasir maupun karang dan masih banyak kita dapati berbagai macam jenis mangrove yang tumbuh baik di sepanjang pantai.Laut dengan pesisirnya adalah alternative dan tumpuan dengan semakin menipisnya Sumber Daya di darat. Dalam era industrialisasi, wilayah pesisir dan laut sebagai prioritas utama untuk pengembangan industry, agribisnis, agroindustry, pemukiman, transportasi, pelabuhan dan pariwisata.

Sementara itu potensi Kelautan dan Pesisir di Kabupaten Banyuwangi yang ada adalah sebagai berikut :

Ø  Panjang Pantai      : 175,8Km
Ø  Mangrove             : 30.000Ha
Ø  Terumbu Karang  : 12.884Ha
Ø  Padang Lamun     :  2.500Ha
Ø  Laut                      : 522.264 Km2
Ø  Pulau kecil           :  15 Buah

PotensiKelautan dan Pesisir yang besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Kerusakan lingkungan laut dan pesisir yang terjadi karena fenomena alam itu sendiri dan juga karena kegiatan manusia di atasnya.Sikap yang arif dan bijak dari berbagai lintas sektor yang mempunyai kepentingan dan kewenangan di kawasan ini. Peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat pesisir itu sendiri untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Tindak lanjut dari dinas kelautan dan perikanan:

1. Gerakan Penanaman Rumpon Laut Dangkal.
Gerakan ini sangat membantu nelayan kecil yang tidak mampu menangkap ikan jauh ke tengah serta menjadi kejelasan tujuan daerah tangkap bagi nelayan kecil.

2. Gerakan penanaman terumbu karang buatan.
Gerakan ini merupakan upaya rehabilitasi terhadap kerusakan terumbu karang. Apabila terumbu karang sehat dan ini sangat berpengaruh akan keragaman dan kuantitas ikan.

3. Gerakan penenggelaman fish apartemen
Gerakan ini bertujuan memulihkan SDI  dengan memberikan tempat pada ikan dewasa untuk berpijah dan juga berfungsi sebagai perlindungan asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan.

4. Gerakan penanaman mangrove
Karena banyaknya arti penting mangrove bagi kehidupan hingga banyak orang menamakan sebagai sabuk hijau (green belt)

Gerakan ini diiringi dengan pemberdayaan masyarakat pesisir agar merasa bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terhadap laut dan pesisirnya. Bahkan sudah ada masyarakat pesisir dengan pemerintah desanya yang membuat Peraturan Desa guna merehabilitasi dan melindungi lingkungan laut dan pesisirnya. Kearifan lokal ini bisa menjadi contoh bagi desa atau kelurahan yang berada di Pesisir.  Disamping Pemerintah Kabupaten juga sudah menetapkan Kawasan Kayu Aking sebagai kawasan lindung.

ANALISA MANFAAT
Upaya rehabilitasi dan perlindungan SDI dengan Rumpon laut dangkal, terumbu karang buatan, fish apartemen dari berbagai literatur disarankan mempunyai luasan dasar  kurang lebih 2ha dengan pertimbangan aspek ekologi, teknis dan sosial. Upaya rekayasa dan area terlindung ini dapat menjadi tempat berpijah (spawning ground). Dari pengalaman dalam jangka waktu 2 tahun SDI meningkat 10%.
Rehabilitasi dan perlindungan mangrove selain berbagai manfaat lain yang sangat berguna bagi kehidupan juga sebagai upaya peningkatan SDI.Diperkirakan efektivitas upaya rekayasa sama dengan rehabilitas dan perlindungan laut seperti yang tertera di atas. SDI yang biasa hidup di kawasan ini kepiting, udang dan berbagai ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

GAMBARAN UMUM PERIKANAN TANGKAP
Seiring dengan pertumbuhan penduduk Kab. Banyuwangi  yang mencapai ± 1,7 juta jiwa tahun 2011 dengan
jumlah nelayan 24.500. Sektor kelautan banyak menyerap tenaga kerja. Penangkapan ikan, pemasarannya dan
pengolahandiharapkan bersinergi dengan baik untuk berpengaruh meningkatkan taraf hidup dalam skala besar.
Produksi penangkapan yang terbesar adalah ikan lemuru. Diharapkan dengan upaya rekayasa inijumlah
tangkapan meningkat dan dengan harga yang baik

Adapun data kelautan dan perikanan sebagai berikut:

a.    Jumlah Produksi Ikan basah

Tahun

Produksi (Kg)
Nilai (Rp)
2006
        62.204.281
    93.179.042.250
2007
61.802.781
86.994.882.900
2008
        40.231.855
   123.170.943.320
2009
            51.371.036
     16.438.732.800
2010
        29.264.334
   147.362.200.300
2011
            40.425.847
   350.063.639.750
2012
   44.469.348
406.031.616.605


b.   Jumlah sebaran nelayan per kecamatan tahun 2012

Kecamatan
Jumlah nelayan
Wongsorejo
        1.403
Kalipuro
        1.100
Banyuwangi
        1.113
Kabat
           331
Rogojampi
        1.598
Muncar
     13.200
Tegaldelimo
        1.310
Purwoharjo
        3.760
Bangorejo
              25
Pesanggaran
        1.737
Siliragung
              21


c.  Jumlah dan jenis alat tangkap nelayan tahun 2011

Jenis Alat Tangkap
jumlah
Alat penangkap kerang
5268
Pancing ulur
4658
Pancing lainnya
2565
Jaring insang hayut
1267
Pancing cumi
1014
Pancing tonda
754
Rawai dasar tetap
575
Jaring insang tetap
503
Rawai hanyut lainnya selain rawai tuna
467
Sero (tmsk. Kelong)
237
Serok dan songko
224
Bagan tancap
204
Pukat Cincin
196
Rawai tetap
160
Payang (tmsk. Lampara)
120
Alat penangkap kepiting
118







Tidak ada komentar:

Posting Komentar