KEADAAN UMUM KELAUTAN DAN PESISIR KABUPATEN BANYUWANGI
KEADAAN UMUM KELAUTAN DAN PESISIR KABUPATEN BANYUWANGI
Kabupaten Banyuwangi
mempunyai Panjang pantai 282 km yang berada di 11 kecamatan 3 (tiga) kecamatan
menghadap Samudera Indonesia, 7 (tujuh) kecamatan menghadap Selat Bali dan 1
(satu) kecamatan menghadap Laut Jawa. Di sepanjang pantai Kabupaten Banyuwangi
terdapat pantai berpasir maupun karang dan masih banyak kita dapati berbagai
macam jenis mangrove yang tumbuh baik di sepanjang pantai.Laut dengan pesisirnya
adalah alternative dan tumpuan dengan semakin menipisnya Sumber Daya di darat.
Dalam era industrialisasi, wilayah pesisir dan laut sebagai prioritas utama
untuk pengembangan industry, agribisnis, agroindustry, pemukiman, transportasi,
pelabuhan dan pariwisata.
Sementara
itu potensi Kelautan dan Pesisir di Kabupaten Banyuwangi yang ada adalah
sebagai berikut :
Ø Panjang Pantai : 175,8Km
Ø Mangrove : 30.000Ha
Ø Terumbu Karang : 12.884Ha
Ø Padang Lamun : 2.500Ha
Ø Laut : 522.264 Km2
Ø Pulau kecil : 15 Buah
|
PotensiKelautan dan Pesisir yang besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Kerusakan lingkungan laut dan pesisir yang terjadi karena fenomena alam itu sendiri dan juga karena kegiatan manusia di atasnya.Sikap yang arif dan bijak dari berbagai lintas sektor yang mempunyai kepentingan dan kewenangan di kawasan ini. Peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat pesisir itu sendiri untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Tindak lanjut dari dinas kelautan dan perikanan:
1. Gerakan Penanaman Rumpon
Laut Dangkal.
2. Gerakan penanaman terumbu
karang buatan.
Gerakan ini
merupakan upaya rehabilitasi terhadap kerusakan terumbu karang. Apabila terumbu
karang sehat dan ini sangat berpengaruh akan keragaman dan kuantitas ikan.
3. Gerakan penenggelaman
fish apartemen
Gerakan ini
bertujuan memulihkan SDI dengan
memberikan tempat pada ikan dewasa untuk berpijah dan juga berfungsi sebagai
perlindungan asuhan dan pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan.
4. Gerakan penanaman
mangrove
Karena banyaknya
arti penting mangrove bagi kehidupan hingga banyak orang menamakan sebagai sabuk
hijau (green belt)
Gerakan ini diiringi
dengan pemberdayaan masyarakat pesisir agar merasa bertanggung jawab dan ada rasa
memiliki terhadap laut dan pesisirnya. Bahkan sudah ada masyarakat pesisir dengan
pemerintah desanya yang membuat Peraturan Desa guna merehabilitasi dan
melindungi lingkungan laut dan pesisirnya. Kearifan lokal ini bisa menjadi
contoh bagi desa atau kelurahan yang berada di Pesisir. Disamping Pemerintah Kabupaten juga sudah
menetapkan Kawasan Kayu Aking sebagai kawasan lindung.
ANALISA
MANFAAT
Upaya rehabilitasi dan
perlindungan SDI dengan Rumpon laut dangkal, terumbu karang buatan, fish
apartemen dari berbagai literatur disarankan mempunyai luasan dasar kurang lebih 2ha dengan pertimbangan aspek
ekologi, teknis dan sosial. Upaya rekayasa dan area terlindung ini dapat
menjadi tempat berpijah (spawning ground).
Dari pengalaman dalam jangka waktu 2 tahun SDI meningkat 10%.
Rehabilitasi dan
perlindungan mangrove selain berbagai manfaat lain yang sangat berguna bagi
kehidupan juga sebagai upaya peningkatan SDI.Diperkirakan efektivitas upaya
rekayasa sama dengan rehabilitas dan perlindungan laut seperti yang tertera di
atas. SDI yang biasa hidup di kawasan ini kepiting, udang dan berbagai ikan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
GAMBARAN
UMUM PERIKANAN TANGKAP
Seiring dengan pertumbuhan penduduk Kab.
Banyuwangi yang mencapai ± 1,7 juta jiwa tahun 2011 dengan
jumlah
nelayan 24.500. Sektor kelautan banyak menyerap tenaga kerja. Penangkapan ikan,
pemasarannya dan
pengolahandiharapkan bersinergi dengan baik untuk berpengaruh
meningkatkan taraf hidup dalam skala besar.
Produksi penangkapan yang terbesar
adalah ikan lemuru. Diharapkan dengan upaya rekayasa inijumlah
tangkapan
meningkat dan dengan harga yang baik
Adapun data kelautan dan perikanan sebagai
berikut:
a. Jumlah Produksi Ikan basah
Tahun
|
Produksi (Kg)
|
Nilai (Rp)
|
2006
|
62.204.281
|
93.179.042.250
|
2007
|
61.802.781
|
86.994.882.900
|
2008
|
40.231.855
|
123.170.943.320
|
2009
|
51.371.036
|
16.438.732.800
|
2010
|
29.264.334
|
147.362.200.300
|
2011
|
40.425.847
|
350.063.639.750
|
2012
|
44.469.348
|
406.031.616.605
|
b. Jumlah sebaran nelayan
per kecamatan tahun 2012
Kecamatan
|
Jumlah
nelayan
|
Wongsorejo
|
1.403
|
Kalipuro
|
1.100
|
Banyuwangi
|
1.113
|
Kabat
|
331
|
Rogojampi
|
1.598
|
Muncar
|
13.200
|
Tegaldelimo
|
1.310
|
Purwoharjo
|
3.760
|
Bangorejo
|
25
|
Pesanggaran
|
1.737
|
Siliragung
|
21
|
c. Jumlah
dan jenis alat tangkap nelayan tahun 2011
Jenis Alat Tangkap
|
jumlah
|
Alat penangkap kerang
|
5268
|
Pancing ulur
|
4658
|
Pancing lainnya
|
2565
|
Jaring insang hayut
|
1267
|
Pancing cumi
|
1014
|
Pancing tonda
|
754
|
Rawai dasar tetap
|
575
|
Jaring insang tetap
|
503
|
Rawai hanyut lainnya selain rawai tuna
|
467
|
Sero (tmsk. Kelong)
|
237
|
Serok dan songko
|
224
|
Bagan tancap
|
204
|
Pukat Cincin
|
196
|
Rawai tetap
|
160
|
Payang (tmsk. Lampara)
|
120
|
Alat penangkap kepiting
|
118
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar