Banyuwangi
merupakan salah satu daerah dengan budidaya ikan terbaik di Jawa Timur. Dari
data yang luas pengelolaan tambak di Kabupaten Banyuwangi mencapai 0,31% dari
keseluruhan luas wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Banyuwangi sendiri juga merupakan daerah yang sangat berpotensi dalam bidang pengelolaan tambak. Hal ini bias dilihat ada delapan kecamatan yang aktif mengelola tambak diantaranya:
Banyuwangi sendiri juga merupakan daerah yang sangat berpotensi dalam bidang pengelolaan tambak. Hal ini bias dilihat ada delapan kecamatan yang aktif mengelola tambak diantaranya:
·
Wongsorejo
·
Kalipuro
·
Banyuwangi
·
Kabat
·
Rogojampi
·
Muncar
·
Tegaldlimo
Revitalisasi sendiri merupakan proses untuk membangun atau
memunculkan kembali kondisi yang kurang baik untuk diproses menjadi lebih baik
lagi. Dari sinilah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi khususnya bidang
pembudidayaan mengagendakan program Revitalisasi Tambak di Banyuwangi. Dari
delapan kecamatan yang aktif dibidang pertambkan tersebut, luas tambak secara
keseluruhan mencapai 1.381 ha dengan rencana revitalisasi sekiar 610 ha. Dalam
proses revitalisasi ini ada beberapa komoditas yang menjadi focus revitalisasi
diantaranya:
·
NIla
·
Bandeng
·
Kerapu
·
Udang Windu
·
Udang Vanamme
·
Kepiting
Dari data analisis perkembangan budidaya komoditas tersebut dari
tahun 2007 hingga tahun 2011, komoditas udang vanamme yang mengalami
perkembangan pesat tiap tahunnya. Data terakhir ditahun 2011, peningkatan
budidaya komoditas udang vanamme mencapai angka 600.000 lebih. Sedangkan untuk
komoditas lainnya masih belum stabil perkembangannya.
Upaya rencana program kegiatan revitalisasi tambak ini meliputi
peningkatan sarana dan prasarana dengan perbaikan atau pembangunan saluran air
(out let dan inlet terpisah). Perbaikan ini dilakukan karna melihat banyaknya
saluran air yang rusak sehingga menghambat proses pertambakan petani tambak.
Perbaikan ini didukung dengan pengadaan pompa, pembangunan reservoir dan
laboratorium. Peningkatan sarana dan prasarana ini merupakan salah satu
komponen penting yang harus diatasi terlebih dahulu.
Rangkaian revitalisasi selanjutnya adalah upaya penanggulangan
abrasi tambak yang terdiri dari perbaikan pematang atau tanggul yang rusak
karena abrasi pantai. Dengan didukung penanaman bakau atau mangrove disekitar
area tambak. Upaya selanjutnya adalah peningkatan kesehatan lingkungan tambak
dengan cara penggunaan benih udang unggul F1 yang bebas dari penyakit.
Penggunan bibit unggul ini harus didukung dengan pengelolaan air limbah tambak
yang maksimal. Penggunaan tendon bersih dan penggunaan OIKB (Obat Ikan Kimia
dan Biologi) yang sudah teregritasi di dirjen budidaya-KKP. Upaya terakhir
adalah peningkatan SDM petani tambak. Upaya pertama yang dilakukan adalah
pelatihan budidaya tambak kepada petani tambak. Dengan didukung pelatihan
manajemen usaha tambak dan pelatihan penanggulangan hama dan penyakit tambak. Data
rencana tambak yang menjadi sasaran program revitalisasi ada enam kecamatan
dengan komoditas tertinggi yaitu udang vanamme. Target revitalisasi sendiri
sekitar 610 ha dengan harapan atau target: yang pertama adalah peningkatan
produksi perikanan tambak terutama udang dari 7.200 ton menjadi 10.000 ton pada
tahun 2014. Dengan penyerapan tenaga kerja dengan perkiraan 36org/ha maka total
21.960org/610ha dan peningkatan pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar